Seorang ibu ibarat sekolah…..

Apabila kamu siapkan dengan baik…..
Bererti kamu menyiapkan satu bangsa (generasi) yang unggul…..
Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam pembentukan anak-anak dan penentuan jalan hidup mereka. Bahkan keluarga adalah peletak dasar bagi pewarisan agama dan akhlak (moral).
Seorang penyair Arab bertutur :
Generasi muda kita akan terbentuk
Sesuai apa yang dibiasakan ayahnya dan ibunya.

 *****
Seorang lelaki datang menghadap Amirul Mukminin Umar bin Khattab melaporkan tentang kedurhakaan anaknya. Khalifah lantas memanggil anak yang dikatakan durhaka itu dan mengingatkan bahaya durhaka pada orang tua. Saat ditanya sebab kedurhakaannya, anak itu mengatakan “Wahai Amirul Mukminin, tidaklah seorang anak, mempunyai hak yang harus ditunaikan orang tua?” “ya,” jawab Khalifah. “Apakah itu?” Tanya anak itu. Khalifah menjawab, “Ayah wajib memilihkan ibu yang baik buat anak-anaknya, memberi nama yang baik dan mengajarinya Al-Qur’an.” Lantas sang anak menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, tidak satupun dari 3 perkara itu yang ditunaikan ayahku. Ibuku Majusi, namaku Ja’lan dan aku tidak pernah diajarkan Al-Qur’an.
Umar bin Khattab lalu menoleh kepada ayah anak itu dan mengatakan, “Anda datang mengadukan kedurhakaan anakmu, ternyata anda telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakaimu. Anda telah berlaku tidak baik terhadapnya sebelum ia berlaku tidak baik kepada anda.”
Tidak ada satu orangpun yang menafikan peranan besar yang ada di tangan seorang ibu bagi masa depan anak-anak. Pada saat Maryam melahirkan puteranya yang menjadi nabi yang mulia tanpa ayah, dikatakan padanya : “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” Ini menunjukkan pengaruh kedua orang tuanya akan mewarnai keturunannya bahkan oleh cucu-cucunya.
Para ilmuwan dan agamawan menegaskan bahawa orang tua mewariskan kepada anak-cucunya sifat-sifat jasmaniyah dan ruhaniyah melalui gen yang mereka miliki. Dalam bahasa hadits, Nabi menamai gen dengan ‘iriq’. Baginda s.a.w berpesan agar calon ayah berhati-hati dalam memilih tempat untuk menaburkan benih yang mengandung gen kerana al-‘irqu dassas (gen sedemikian kecil dan tersembunyi namun memberi pengaruh pada keturunan). Inilah yang merupakan salah satu sebab mengapa Al Qur’an melarang seorang muslim menikah dengan seorang musyrik atau seorang pezina (lihat QS 24 : 3)
Ibu, bagaimanapun mempunyai pengaruh penting pada keperibadian anak sehingga mereka  merasakan keamanan, ketenangan dan kepercayaan diri yang kuat dalam menjalani hidupnya.
Ibu,dalam bahasa Al-Qur’an dinamai dengan umm. Dari akar kata yang sama dibentuk kata imam (pemimpin) dan ummat. Semua bermuara pada makna “yang dituju atau yang diteladani”.Umm atau ibu melalui perhatiannya kepada anak serta keteladanannya dapat menciptakan pemimpin-pemimpin bahkan membina ummat, pada peranannya yang amat berpengaruh pada masa depan bangsa. Sebaliknya jika yang melahirkan seorang anak tidak berfungsi sebagai umm maka ummat akan hancur dan pemimpin yang layak untuk diteladani tidak akan lahir.
Ketika Al-Qur’an menempatkan kewajiban berbuat baik kepada orang tua khususnya ibu – pada urutan kedua setelah kewajiban taat kepada Allah dan Rasul-Nya, agaknya bukan hanya disebabkan ibu memikul beban berat dalam mengandung, melahirkan, dan menyusui anak. Tetapi kerana ibu dibebani tugas menciptakan pemimpin-pemimpin umat.
Fungsi dan peranan inilah yang menjadikannya sebagai umm atau ibu. Dan demi suksesnya fungsi tersebut, Allah menganugerahkan kepada kaum ibu struktur biologis dan ciri psikologis yang berbeda dengan kaum bapa ataupun lelaki. Peranan ini tidak boleh diremehkan atau dikesampingkan. Beban dan tanggung jawab peranan  ini menyamai pekerjaan suami di luar rumah. Sehingga syariat telah mengarahkan kedua jenis ini kepada apa yang layak bagi masing-masing dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Kemampuan-kemampuan khusus yang dimiliki oleh beberapa wanita tidak menghapus cirri dari peran ini.
Ulama besar , Ibnu Hazm (384-456) mengatakan : baik dan terpuji apabila seorang ibu atau isteri, mencuci, membersihkan, mengatur rumah tempat tinggalnya, tetapi itu bukan merupakan kewajibannya. Agaknya, ketika ulama besar ini mengemukakan pendapat ini seribu tahun yang lalu dan diidamkan oleh pelopor emansipasi, beliau ingin menekankan pentingnya kewajiban ibu dalam mendidik anak-anaknya.
Begitu besar peranan ibu, maka para ahli mengatakan, “Tidak disangsikan lagi bahawa peranan perempuan yang terpenting dalam kehidupan adalah sebagai ibu dan pendidik generasi, dimana tugas ini, seorang perempuan memberikan sumbangannya kepada masyarakat dengan segala unsur pembangunan dan kemajuan. Sebesar mana ketulusan dan keikhlasannya dalam kepentingan ini, sebesar itu pula hasil yang diterima seluruh umat.”
Oleh karena itulah generasi yang kuat dan unggul merupakan buah dari anak-anak yang tidak disia-siakan dan dbiarkan. Mereka dibina oleh para ibu yang amat menyedari kepentingan peranannya untuk pembinaan generasi masa depan. Oleh itu, para wanita..persiapkanlah dirimu untuk mengambil peranan ibu yang bias membentuk ummah!
Rohayu Rusli @Ghurfah Jundatullah.
26 Ramadhan.

0 comments:

WELCOME TO THIS SITE!